PENGARUH INTERNET TERHADAP PELAJAR
PROPOSAL
PENELITIAN
METODE
PENELITIAN ADMINISTIRASI
PENGARUH
INTERNET TERHADAP PELAJAR DALAM
LINGKUNGAN
SMA NEGERI 1 BATHIN II BABEKO
Oleh
:
……………………..
DOSEN
PENGAMPU
Dr.
HAMIRUL, ST.,MPd
PROGRAM
STUDI S.1 ILMU ADMINISITRASI NEGARA
SEKOLAH
TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
SETIH
SETIO MUARA BUNGO
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Segala puji bagi Tuhan yang telah
menolong saya menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolonganya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan tepat pada
waktunya. Proposal Penelitian ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
seberapa besar pengaruh internet terhadap kehidupan remaja melalui pengamatan
dari berbagai sumber. Proposal Penelitian ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan, baik itu yang datang dari saya sendiri maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan akhirnya
Proposal Penelitian ini dapat terselesaikan.
Proposal Penelitian ini memuat
tentang, pengaruh internet terhadap kehidupan remaja dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian saya untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada guru pembimbing yang telah banyak membantu saya menyelesaikan Proposal
Penelitianini.
Semoga Proposal Penelitianini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Proposal
Penelitianini masih terdapat beberapa kekurangan. Saya menyadari bahwa Proposal
Penelitianini kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari pembaca sangat saya
harapkan. Terima kasih.
Wassalamualaikum .Wr.Wb.
Muara Bungo, 08 Desember 2017
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah................................................................ 2
1.3
Batasan Masalah...................................................................... 2
1.4
Rumusan Masalah.................................................................... 3
1.5
Tujuan Penelitian..................................................................... 3
1.6
Manfaat dan Kegunaan Penelitian........................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 4
2.1
Pengertian Internet ................................................................ 4
2.2 Pengertian Internet Menurut Para Ahli.................................... 4
2.3 Lingkungan social.................................................................... 9
2.4 Masyarakat............................................................................... 10
2.6 Pelajar...................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 15
3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................. 15
3.2 Jenis Penelitian......................................................................... 15
3.3 Subjek dan Lokasi Penelitian................................................... 15
3.4 Metode Pengumpulan Data..................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi saat ini yang semakin
pesat turut memunculkan pula media-media baru seperti internet. Teknologi
informasi baru tersebut telah menyebabkan terjadinya revolusi digital.
Informasi digital adalah pengubahan dari bunyi, gambar, dan teks ke dalam
format yang terbaca oleh computer. Dengan mengubah bentuk yang di kodekan.
Revolusi digital tersebut telah menyebabkan beberapa media lama mengalami
transformasi fungsi seperti radio yang hanya suara tetapi sekarang telah
menjadi saluran penting bagi informasi bunyi,visual,dan teks melalui internet.
Internet sebagai sekedar jaringan computer adalah tidak
dapat di benarkan. Jaringan computer hanyalah medium yang membawa informasi.
Daya guna internet terletak pada informasi itu sendiri, bukan pada jaringan
computer, sehingga dapat di katakan bahwa internet merupakan sumberdaya
informasi yang berorientasi ke manusia. Internet memberikan kesempatan pada
pemakai seluruh dunia untuk mempergunakan sumber daya informasi tersebut secara
bersama-sama. Dapat mengirim dan menerima informasi untuk hal ini di perlukan jaringan
telekomunikasi dan computer yang memadai serta perangkat lunak sebagai browser ( penjelajah ).
Tak terkecuali di Indonesia, pada awal desember 2011 lalu,
sebuah penelitian dilakukan oleh sebuah agensi survey ineternasional tentang
perkembangan teknologi diindonesia khususnya dalam hal media social, internet
dan perangat mobile. Pengguna internet diindonesia sangat tinggi, sekitar 39
juta pengguna internet, 40 juta pengguna media social dan 210 juta pengguna
mobile dan yang lebih mengejutkan lebih dari setengah pengguna internet
diinonesia berada dibawah umur 20 tahun.
Tidak dipungkiri, internet memang membawa begitu banyak
kemudahan kepada penggunanya. Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari
berbagai penjuru dunia dapat dilakukan melalui satu pintu saja. Internet juga dapat menembus batas dimensi kehidupan penggunanya, waktu,
dan bahkan ruang sehingga internet dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan
dimanapun. Hanya dengan fasilitas serach engine- situs pencarian informasi-
pengguna internet dapat menemukan banyak sekali alternative dan pilihan
informasi yang diperlukannya dengan mengetikkan kata kunci di form yang
disediakan. Begitu mudahnya sampai seringkali pengguna internet tidak percaya
dengan hal-hal, ide-ide besar atau informasi penting yang tersimpan dibelantara
situs-situs internet. Namun, dibalik kemudahanya tersebut kehadiran internet juga
membawa sisi buruk bagi penggunanya, yang paling nyata dan merusak adalah
item-item asusila yang tak bermoral yang dengan mudahnya dapat diakses
dijaringan internet.
Tidak mengherankan jika selama ini perilaku online remaja
selalu dijadikan sorotan utrama untuk dikaji, baik oleh pihak pemerintah maupun
lingkungan akademis. Terlihat dari adanya UU ITE (undang-undang informasi dan
transaksi elektronik) yang disahkan pemerintah sekitar bulan maret 2008 yang
salah satu pasalnya berisi mengenai larangan mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya kesusilaan. Bahkan dinegara
maju, seperti amerika, Negara yang menjadi acuan sejauh mana kemajuan
perkembangan internet pada remaja, keluarga, masyarakat, dunia kerja, sekolah,
dan layanan kesehatan yang bernama pew intenet and American life project,
dimana objek studi yang kerap kali dijadikan survey adalah remaja.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian tentang “ Pengaruh Internet Terhadap Pelajar dalam
Lingkungan Sosial”
1.2 Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat
diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan pengaruh dari internet,
antara lain: dampak positif, dampak negatif terhadap para pelajar tersebut.
1.3 Batasan
Masalah
Penulis membatasi permasalahan tentang teknologi informasi
yaitu internet di lingkungan masyarakat sosial di semua kalangan terutama pada
pelajar. Dan juga akan membahas dampak positif dan dampak negative dari
permasalahan tersebut.
1.4 Rumusan
Masalah
Masalah yang akan dirumuskan penulis adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah teknologi informasi berupa internet
berfungsi di semua kalangan pelajar ?
2.
Apa dampak positif dan negatif pengaruh internet
saat ini yang menyediakan berbagai layanan situs yang bebas dan mudah di akses
oleh pelajar ?
3.
Bagaimana peran dan serta orang tua untuk
memonitori anak-anak tersebut ketika membuka internet ?
1.5 Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui fungsi internet di kalangan
masyarakat di bidang sosial terutama
untuk pelajar.
2.
Untuk mengetahui apa dampak positif dan negatif
pada pelajar karena terlalu sering menggunakan internet.
1.6 Manfaat
dan Kegunaan Penelitian
1.
Menambah
pengetahuan khususnya bagi penulis dalam hal penelitian.
2.
Mengetahui
hubungan sosial budaya dengan teknologi informasi terutama internet yang
saat ini sangat dibutuhkan oleh kalangan masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Internet
Internet (kependekan dari interconnection-networking)
secara harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling
terhubung menggunakan standar Internet
Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung
secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol).
Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian
dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Internet adalah jaringan besar yang saling berhubungan dari
jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer
diseluruh dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang
lain. Internet dibentuk oleh jutaan komputer yang terhubung bersama dari
seluruh dunia, memberi jalan bagi informasi (mulai dari text, gambar, audio,
video, dan lainnya ) untuk dapat dikirim dan dinikmati bersama. Untuk dapat
bertukar informasi, digunakan protocol standar yaitu Transmision Control
Protocol dan internet Protocol yang lebih dikenal sebagai TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas
untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan
data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih
rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak
dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
2.2
Pengertian Internet Menurut Para Ahli
a.
Onno W. Purbo
Tokoh pertama yang
menjelaskan mengenai pengertian Internet adalah Purbo. Purbo (dalam Prihatna,
2005) menjelaskan bahwa Internet pada dasarnya merupakan sebuah media yang
digunakan untuk mengefesiensikan sebuah proses komunikasi yang disambungkan
dengan berbagai aplikasi, seperti Web, VoIP, E-mail
b.
Allan (2005)
Tokoh berikutnya,
yaitu Allan (2005) menjelaskan bahwa internet merupakan sekumpulan jaringan
komputer yang saling terhubung satu sama lain secara fisik dan juga memiliki
kemampuan untuk membaca dan menguraikan berbagai protokol komunikasi tertentu
yang sering kita kenal dengan istilah Internet Protocol (IP) serta Transmission
Control Protocol (TCP). Protokol sendiri, lebih lanjut didefinisikan oleh Alan
sebagai sebuah spesifikasi sederhana mengenai bagaimana dua atau lebih komputer
dapat saling bertukar informasi.
c.
Strauss, El-Ansary, dan Frost (2003)
Pengertian internet
lainnya muncul dari pendapat yang dikemukakan oleh Strauss, El-Ansary, dan juga
Frost (2003). Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Internet adalah
keseluruhan jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain..
d.
Oetomo (2002)
Oetomo (2002)
menyebutkan bahwa internet merupakan singkatan atau kependekan dari
international network, yang didefinisikan sebagai suatu jaringan komputer yang
sangat besar, dimana jaringan komputer tersebut terdiri dari beberapa jaringan
– jaringan kecil yang saling terhubung satu sama lain.
e.
Randall & Latulipe
Randall & Latulipe (dalam Nafisah, 2001)
mendefinisikan apa yang kita kenal dengan nama internet sebagai suatu jaringan
global yang terdapat di dalam jaringan komputer. Jadi, internet tak ubahnya
merupakan sebuah jaringan global yang terdiri atas beberapa jaringan komputer,
yang bisa diakses dimana saja.
f.
Kayo, Mori, dan Takano (1996)
Kayo, Mori, dan
Takano (1996) memberikan pendapat bahwa internet merupakan jarngan yang
memiliki 3 keistimewaan. Keistimewaan pertama yang terdapat dalam internet
adalah kebebasan internet. Internet dapat memberikan penggunanya semacam kuasa
untuk saling memberi dan menerima informasi secara bebas.
g.
Supriyanto (2006)
Tokoh lainnya, yaitu
Supriyanto (2006) mengatakan bahwa Internet merupakan suatu hubungan antara
berbagai jenis komputer dan juga dengan jaringan di dunia yang memiliki sistem
operasi dan juga aplikasi yang berbeda maupun, dimana hubungan tersebut
memanfaatkan kemajuan perangkat kompunikasi seperti telepon dan satelit yang
menggunakan protokol standar dalam melakukan hubungan komunikasi, yaitu protokol
TCP/IP (Transmission Control/Internet
Protocol)
h.
Harjono (2009)
Pendapat lain
menyebutkan bahwa Internet dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa
komputer, yang bahkan dapat mencapai jutaan komputer di seluruh dunia yang
dapat saling berhubungan serta saling terkoneksi satu sama lainnya. Agar
komputer dapat salin terkoneksi satu sama lain, maka diperlukan media untuk
saling menghubungkan antar komputer.
i.
O’Brien (2003)
Internet merupakan
sebuah jaringan komputer yang saat ini berkembang pesat dari berbagai macam
kepentingan bisnis, pendidikan, hingga ke dalam jaringan pemerintahan yang
dapat saling berhubungan satu sama lain, dimana dengan jumlah penggunanya bisa
berkembang melebihi dari 200 negara (O’Brien, 2003).
j.
Ramdhani (2003)
Dalam modul pembelajaran
Internet, Ramdhani (2003) mengatakan bahwa internet merupakan sebuah sebutan
untuk sekumpulan jaringan komputer yang dapat menghubungkan berbagai situs
akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, hingga perorangan.
k.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer
(2005)
Beberapa tokoh lainnya
yang tergabung dalam tim penelitian dan juga pengembangan wahana internet
mendefinisikan bahwa Internet merupakan sebuah metode untuk menghubungkan
berbagai macam komputer ke dalam satu jaringan global, yang luas. Setiap
komputer dapat saling terhubung dengan jaringna global yang luas melalui sebuah
protokol yang disebut Transmission Control Protocol / Internet Protocol
(TCP/IP)
l.
Drew Heywood (1996)
Heywood (1996)
mengatakan bahwa definisi dari internet tidak lepas dari sejarah Internet. Hal
ini bermula pada akhir dekade 60-an saat United States Department of Defense
(DoD) memerlukan sebuah standar baru untuk melakukan komunikasi
Internetworking. Standar baru tersebut haruslah merupakan standar yang mampu
menghubungkan segala jenis komputer di DoD dengan komputer milik kontraktor
militer, organisasi penelitian dan ilmiah di universitas. Jaringan ini harus
kuat, aman dan tahan kerusakan sehingga mampu beroperasi didalam kondisi
minimum akibat bencana atau perang.
m. Greenlaw
& Hepp (2002)
Pengertian lain dari
internet diungkapkan oleh Greenlaw & Hepp (2002), yang menyatakan bahwa
internet merupakan sebuah sistem informasi global yang tehubung secara logika
oleh address atau alamat yang unik yang berbasis Internet Protocol / IP, dan memiliki dukungan komunikasi TCP / Transmission Control Protocol. Hal
ini menyebabkan internet dapat digunakan, diubah, dan juga diakses baik secara
umum, maupun secara khusus.
n.
Turban, Rainer, Potter (2005)
Pendapat lain
mengenai intenet dikemukakan oleh Turban, Rainer, Potter (2005). Mereka
mendefinisikan bahwa internet adalah suatu jaringan besar yang menghubungkan
jaringan compute, baik dari organisasi dan bisnis, organisasi pemerintahan, dan
sekolah – sekolah di seluruh dunia secara langsung dan juga cepat.
o.
Lutfi SY
Lutfi SY dalam
modulnya mengenai teknologi informasi mengatakan bahwa Internet merupakan suatu
jaringan komputer yang saling terhubung secara global, yang memungkinkan
pengguna internet saling bertukar informasi atau data melalui jarinfan
tersebut.
p.
Engineers Garage
Engineers Garage
mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada suatu definisi yang baku mengenai
pengertian dari internet itu sendiri. Dikatakan bahwa sebenarnya, internet
tidak membatasi diri untuk setiap definisi tertentu.
Namun apabila
diartikan secara umum, internet dapat didefinisikan sebagai sebuah jaringan
kabel atau nirkabel yang saling berkomunikasi yang bertujuan untuk mengirimkan
informasi
q.
Sibero
Menurut Sibero
(2011) Internet atau yang merupakan kependekan dari Inter-connected Network
merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer secara
global. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa internet dapat juga disebut sebagai
jaringan alam, yaitu suatu jaringan yang sangat luas.
r.
Lani Sidharta (1996)
Sidharta (1996)
menyatakan bahwa internet adalah suatu bentuk interkoneksi dari sebuah jaringan
komputer, dimana dapat memberikan bentuk layanan informasi secara lengkap.
Dijelaskan lagi lebih lanjut, bahwa internet juga terbukti sebagai rekan maya
atau virtual yang ampuh, yang biasa digunakan dalam media bisnis, politik, dan
bahkan untuk hiburan semata.
s.
Ned Snell
Ned Snell, juga
berkontribusi dalam memberikan definisi mengenai internet. Menurutnya, internet
adalah sebuah koridor bagi berbagai jenis sumberdaya yang ada padanya, dan
setiap sumberdaya tersebut diakses melalui piranti yang berbeda-beda
t.
Sarwono (2012)
Menurut Sarwono
internet merupakan sebuah kumpulan jaringan yang memiliki skala global. Bahkan,
lebih lanjut Sarwono mengatakan bahwa tidak ada satupun orang yang mampu
bertanggung jawab untuk menjalankan internet itu sendiri. Mulanya internet
hanya digunakan dalam kebutuhan militer, namun kini internet merambah pada
keperluan masyarakat sipil dan juga bentuk hiburan
u.
Berners Lee
Berners Lee, yang
menciptakan konsep WWW menyebutkan bahwa internet merupakan sebuah jaringan
yang terdiri dari beberapa jaringan. Hal ini jelas merujuk pada konsep dimana
suatu jaringan compute tertentu, atau jaringan local juga bisa terhubung ke
dalam suatu jaringan lainnya.
v.
Federal Networking Council
Federal Networking
Council (FNC), menyebutkan bahwa internet menunjuk pada suatu sistem informasi
secara global, yang mana secara logis dihubungkan dengan satu alamat yang unik
yang didasari pada internet protocol (IP)..
2.3 Lingkungan
sosial
Lingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara
masyarakat dengan lingkungan.Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial
dipengaruhi oleh nilai sosial, itulah hubungannya. Jika nilai sosial tentang
lingkungan lantas berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap
lingkungan juga berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial
selalu terlihat dinamis, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial.
Lingkungan
sosial ini biasanya dibedakan:
1. Lingkungan Sosial Primer:
Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat
antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal
dengan baik dengan anggota lain.
2. Lingkungan Sosial Sekunder:
Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan
anggota satu dengan anggota lain agak
longgar.
2.4 Masyarakat
Masyarakat juga sering dikenal dengan
istilah society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang
terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia, kata
Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga bisa
diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian membentuk
kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan sekelompok
orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat didalamnya..
2.6 Pelajar
Pelajar adalah sekumpulan siswa-siswi yang belajar
dilingkungan sekolah untuk mendapatkan pendidikan. Pelajar dibedakan menjadi
kita fase yaitu : SD, SMP, SMA. Dalam proses belajar, pelajar diajarkan oleh
Guru.
2.7 Dampak
Positif dan Negatif
2.7.1 Dampak Postif
Penggunaan Internet
1.
Internet sebagai media komunikasi
Merupakan fungsi internet yang paling
banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2.
Media pertukaran data
dengan menggunakan email, newsgroup, ftp
dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di
seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3.
Media untuk mencari informasi atau data
Perkembangan internet yang pesat,
menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4.
kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di
internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang
pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
5.
Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam
bidang perdagangan
Dengan kemudahan ini, membuat kita tidak
perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat
internet.
2.7.2 Dampak Negatif
Penggunaan Internet
1.
Pornografi :
Anggapan yang mengatakan bahwa internet
identik dengan pornografi,memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian
informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk
mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan
kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet
terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan
dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
2.
Violence and Gore :
Kekejaman dan kesadisan juga banyak
ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas,
maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs
mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
3.
Penipuan :
Hal ini memang merajalela di bidang
manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik
adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda
dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
4.
Carding :
Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja
dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam
dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan
dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya
transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang
digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk
kepentingan kejahatan mereka.
5.
Perjudian :
Dampak lainnya adalah meluasnya
perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke
tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs
seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak
persetujuan dari pengunjungnya.
6.
Perilaku sosial menyimpang
Penyimpangan perilaku
sosial ini antara lain kurang atau tidak mau bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Pelajar cenderung mengurung diri dan asik menikmati dunia maya tanpa
menghiraukan apa yang telah terjadi di sekitarnya. Jika situs yang dibuka
positif tidak begitu masalah. Biasanya pelajar akan menceritakan petualangannya
di dunia maya karena mendapatkan ilmu baru. Akan tetapi jika situs yang dibuka
adalah situs pornografi, maka ia akan sembunyi-sembunyi mengatakannya. Hanya
kepada teman tertentu saja yang diceritakan supaya tidak ketahuan. Perilaku
sosial menyimpang yang lain adalah ia akan cemas, khawatir dan merasa tidak
percaya diri (PD) jika tidak membawa ponselnya. Blackberry Messenger (BBM) atau
situs facebook yang selalu menemani membuat anak tidak bisa berkomunikasi
dengan teman-temannya. Ia hanya tahu dunianya sendiri.
7.
Prestasi sekolah menurun
Biasanya pelajar yang
kecanduan internet secara berlebihan akan mengganggu aktifitas belajarnya.
Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar digunakan untuk internet.Sebelum
ia mengenal internet ia rajin belajar. Pekerjaan Rumah (PR), tugas sekolah, dan
lain-lain dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, namun setelah ia kecanduan
internet maka hal itu dilakukan ala kadarnya. Tugas dan PR sering menyontek
teman-temannya. Ulangan nilainya jelek karena tidak pernah belajar. Akibat
fatal ia tidak naik kelas dan bahkan tidak lulus.
8.
Suka berbohong
Berbohong atau
menipu dilakukan untuk menutupi kesalahannya. Beberapa pelajar berbohong untuk
masuk ke warung internet (warnet) membuka situs game online. Berjam-jam ia
luangkan waktu untuk main game ini. Selain itu waktu yang seharusnya digunakan
untuk membantu orang tua bagi pelajar yang harus membantu orang tua malah
digunakan pura-pura ke warnet untuk mencari bahan tugas. Pada hal mencari bahan
untuk tugas hanya sebentar, paling hanya setengah jam, namun membuka situs lain
yang berjam-jam.
9.
Membolos sekolah
Mungkin orang tua
tidak mengetahui jika anaknya membolos sekolah karena pamit dari rumah seperti
biasa memakai seragam sekolah dan memakai tas sekolah. Tetapi ternyata di dalam
tas sudah ada pakaian ganti supaya tidak ketahuan nantinya jika ke warnet
pelajar dari mana. Orang tua baru menyadari setelah ada panggilan dari pihak
sekolah jika anaknya sering membolos sekolah.
10.
Kesehatan mata terganggu
Dampak negatif yang
berkaitan dengan kesehatan adalah mata. Karena seringnya menggunakan internet,
baik lewat ponsel, PC, maupun laptop maka mata dipaksa berakomodasi. Jika ini
dilakukan dalam jangka waktu yang lama maka mata mengalami penglihatan minus.
Cepatnya mata menjadi minus karena dalam menggunakan gadget ini minim cahaya.
Cahaya hanya didapat dari gadget, sehingga mau tak mau mata terus bekerja untuk
dapat melihat. Pada hal untuk dapat melihat dengan baik seharusnya mata
mendapatkan cukup cahaya
11.
Malas melakukan aktifitas
Pelajar yang kecanduan internet biasanya
malas melakukan aktifitas baik yang berkenaan dengan dirinya sendiri maupun
orang lain. Yang berkenaan dengan dirinya sendiri misalnya mandi, makan,
belajar, dan lain-lain. Yang berkenaan dengan orang lain misalnya kegiatan
dengan teman atau lingkungannya cenderung diabaikan. Kegiatan kelompok atau
kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya tidak mau untuk melakukannya.
8. Perkelahian atau tawuran antar pelajar
Beberapa pelajar
yang sekarang ini sering tawuran tak jarang karena status yang dibuat di
jejaring sosial facebook. Status dengan kata atau kalimat tidak bagus memancing
teman di faecooknya membuat perkelahian di dunia nyata. Saling adu kekuatan
fisik membuat mereka tak kenal norma-norma agama dan sosial.
10. Mengucapkan kata-kata yang tak senonoh
Anak tidak bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hal ini jika bekal agama yang
ditanamkan pada anak kurang dan kurang bimbingan dari orang tua. Kata-kata yang
tak senonoh sering dilontarkan di depan publik, bahkan di depan orang tua atau
gurunya di sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang menyajikan data
dalam bentuk narasi/deskripsi.
3.2 Jenis
Penelitian
Metode yang kami gunakan adalah metode deskriptif yaitu
suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan permasalah yang terjadi dimasa
sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada
masa sekarang karena banyak sekali ragam penelitian yang menuturkan,
menganalisa, dan mengaplikasikan penelitian dengan hasil survei, angket,
observasi, atau dengan teknik teks, studi kasus,studi waktu dan gerak, analisa
kualitatif, studi kopertif, atau studi kopertif, atau studi operasional. Dalam
penelitian ini, kami menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan seberapa
besar gambaran tentang “pengaruh perkambangan internet terhadap prestasi
belajar siswa SMA Negeri 1 Pademawu Kelas X Ips 1”.
3.3 Subjek
dan Lokasi Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian kami adalah siswa/i SMA Negeri 1 Muko Muko Bathin VII
2.
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian kami adalah sekolah SMA Negeri 1 Muko Muko Bathin VII
3.4 Metode
Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
beberapa metode, diantaranya :
1.
Observasi
Yaitu menurut pengamatan langsung
terhadap subjek penelitian pada bulan Desember 2017
2.
Wawancara/Interview
3.
Yaitu proses Tanya jawab langsung terhadap
penelitian dengan para responden dilaksanakan pada bulan Desember 2017
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Chaenah Nur. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Makassar (ID):
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar.
Hawari Dadang.
2010. Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta (ID): PT. Dana Bhakti Primayasa.
Juharis Rasul.
2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta (ID): Quadra.
Komalasari dkk.
2011. http://rizikmuhammad.blogspot.co.id/2016/09/pengaruh-internet-terhadap-kehidupan.htmlJakarta
(ID): PT. Indeks.
Sumber Internet :
Liely Rusdian,
2015, Pengaruh Internet Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA Negeri 1 Pademawu http://leily21.blogspot.co.id/2015/05/pengaruh-internet-terhadap-prestasi.html (diakses pada tanggal 05 Desember 2017)
Febriani F.C. 2013.
Pengaruh Internet Terhadap Kehidupan Remaja. http://firdacahya.blogspot.co.id/ (diakses pada tanggal 05 Desember 2017)
Muhammad Rizky.
2016. Pengaruh Internet Terhadap
Kehidupan Remaja http://rizikmuhammad.blogspot.co.id/2016/09/pengaruh-internet-terhadap-kehidupan.html diakses pada tanggal 05 Desember 2017)
MAKALAH ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI
DOSEN PEMBIMBING
NOVA ELSYRA, S.Sos. M.A.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
SEKOLAH TINGGI ILMU
ADMINISTRASI (STIA)
SETIH SETIO MUARA BUNGO
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Aliran Infrormasi Dalam
Organisasi ini.
Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah Aliran Infrormasi Dalam Organisasi ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Muara Bungo, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1
Latar Belakang...................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
2.1
Aliran Komunikasi Dalam Organisasi................................... 2
2.2
Sifat Aliran Informasi........................................................... 2
2.3
Pola Aliran Informasi ........................................................... 4
2.4
Arah Aliran Informasi........................................................... 5
BAB III PENUTUP.............................................................................. 14
3.1
Kesimpulan............................................................................ 14
3.2
Saran...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Aliran informasi atau dikenal juga dengan distribusi
informasi, adalah proses dimana informasi yang tepat disampaikan pada orang
yang tepat, pada waktu yang diinginkan. Pendistribusian informasi dalam
organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagi informasi
pada rekan kerja baik itu menggunakan metode-metode elektronik seperti situs
web kolaborasi, intranet, dan apabila cara-cara dengan teknologi tidak
dimungkinkan bisa jadi cara ini menggunakan arsip atau distribusi berkas secara
manual.
Aliran informasi dalam organisasi adalah perpindahan
informasi dalam struktur organisasi dan metodologi yang digunakan (saluran)
dalam memindahkan informasi ini terkait dengan budaya organisasi, proses,
waktu, dan pemaknaan sehingga informasi ini dianggap sebagai nilai,
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Distribusi informasi biasanya digunakan sebagai cara untuk
menjalankan rencana komunikasi dan merespon permintaan-permintaan (yang
seringkali tidak disangka) akan informasi tertentu
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Aliran Informasi dalam
Organisasi ?
2.
Bagaimana sifat Aliran Informasi dalam
Organisasi ?
3.
Bagaimana pola Aliran Informasi dalam Organisasi
?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Ingin Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Aliran
Informasi dalam Organisasi
2.
Ingin Mengetahui Bagaimana sifat Aliran
Informasi dalam Organisasi
3.
Ingin Mengetahui Bagaimana pola Aliran Informasi
dalam Organisasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran
Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Adalah suatu proses dinamik dalam mana
pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan dan
dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah organisasi.
2.
Aliran Komunikasi Organisasi berfungsi untuk
mengetahui bagaimana informasi itu terdistribusikan kepada anggota-anggota
organisasi, bagaimana pola-pola distribusinya dan bagaimana orang-orang
terlibat dalam proses penyebaran informasi itu dalam sebuah organisasi.
3.
Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh
terhadap efektifitas organisai baik dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan
ataupun pula dalam pelaksanaan & pencapaian tujuan organisasi.
2.2 Sifat
Aliran Informasi
Guetzkow (1965) menyatakan bahwah aliran informasi dalam
suatu organisasi dapat terjadi dalam tiga cara: serentak, berurutan, atau
kombinasi dari kedua cara ini.
1.
Penyebaran
Pesan Secara Serentak
Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari
orang ke orang, atau diadik, hanya melibatkan sumber pesan dan penerima –yang
mengiterprestasikan pesan- sebagai tujuan akhir. Banyak organisasi yang
mengeluarkan terbitan khusus, berbentuk majalah atau selebaran yang diposkan
kepada semua anggota organisasi. Bila semua anggota departemen, fakultas, atau
bagian-bagian lain menerima suatu imformasi dalam waktu yang bersamaan, proses
ini disebut penyebaran pesan secara serentak.
Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu
(tiba secara serentak) memerlukan pemikiran metode penyebaran yang sedikit
berbeda dari yang biasa kita kerjakan. Di pihak lain, suatu pertemuan mungkin
merupakan cara untuk menyampaikan informasi kepada setiap anggota organisasi
pada saat yang sama; tetapi seperti yang dapat anda duga, tidak semua orang
dapat hadir karena pertemuan cukup jauh. Memo merupakan media tertulis
sedangkan pertemuan adalah bentuk lisan, atau suatu media tatap muka. Salah
satu dari kedua metode tersebut atau kedua-duanya mungkin melancarkan
penyebaran informasi secara serentak kepada sekelompok anggota organisasi;
salah saatu kedua-duanya mungkin pula tidak efektif.
Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas
menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih
sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan
telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat
berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil
tetap berada di tempat kerja masing- masing. Penyebaran pesan secara serentak
mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan efisien daripada cara
lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.
2.
Penyebaran
Pesan Secara Berurutan
Haney (1962) mengemukakan bahwah ‘’penyampaian pesan
berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam
organisasi’’ . penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan bentuk
penyebaran diadik, jadi pesan disampaikan dari si A kepada si B kepada si C
kepada si D kepada si E dalam serangkaian transaksi dua orang; dalam hal ini
setiap individu kecuali orang ke 1 (sumber pesan), mula-mula
menginterpretasikan pesan yang diterimanya, dan kemudian meneruskan hasil
interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.
Penyebaran pesan berurutan memperlihatkan pola ”siapa
berbicara kepada siapa”. penyebaran tersebut mempunyai suatu pola sebagai salah
satu ciri terpentingnya, Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran
informasi berlangsung dalam waktu yang tidak beraturan, jadi infomasi tersebut
tiba ditempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung
menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. karena adanya perbedaan
dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi.
Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu
sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belum memperoleh
informasi. Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses
berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi
kepada mereka.
2.3 Pola
Aliran Informasi
Katz dan Kahn (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan
urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi di antara anggota sistem
tersebut di batasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai
siapa yang berbicara kepad siapa. Burrges (1969) mengamati bahwa karakter
komunikasi yang ganjil dalam organisasi adalah bahwa ‘’pesan mengalir menjadi
amat teratur sehinggah kita dapat berbicara tenang jaringan atau struktur
komunikasi’’, ia juga menyatakan bahwa organisasi formal mengendalikan struktur
komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan
hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.
Pola roda adalah
pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.
Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan infomasi yang disediakan
oleh anggota organisai lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan
persetujuan anggota lainnya. Pola lingkaran memungkinkan semua anggota
berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sestem pengulangan
pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua
anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung
terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
Pola lingkaran
–meliputi kombinasi orang-orang penyampai pesan cenderung lebih baik daripada
pola roda –yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat – dalam
keseluruhan aksesibilas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral
atau kepuasan terhadap prosesnya, jumlah pesan yang dikirimkan, dan kemampuan
beradaptasi dengan perubahan –perubahan dalam tugas; di pihak lain, pola roda
memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang
pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukan kecermatan
tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalammemecakan masalah, tetapi terlihat
cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.
Burgess (1969) mengamati bahwa sebagai upaya untuk memecahkan
masalah dalam eksperimen-eksperimen, para anggota kelompok harus ‘’belajar
bagaimana menangani peralatan eksperimen dengan benar dan efesien; dan bagai
mana mengefisienkan pengiriman pesan kepada satu atau beberapa posisi yang
dihubungkan dengan pesan-pesan tersebut”.
Ada 6 (enam) peranan jaringan
komunikasi yaitu :
1.
Opinion Leader, adalah pimpinan informal dalam
organisasi.
2.
Gate keepers, adalah individu yang mengontrol
arus informasi di antara anggota organisasi.
3.
Cosmopolites, adalah individu yang menghubungkan
organisasi dengan lingkungannya.
4.
Bridge, adalah anggota kelompok atau klik dalam
satu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok
lainnya.
5.
Liasion, adalah sama peranannya dengan bridge
tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia
merupakan penghubung di antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
6.
Isolate, adalah organisasi yang mempunyai kontak
minimal dengan orang lain dalam organisasi.
2.4 Arah
Aliran Informasi
1.
Komunikasi Kebawah
Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang
berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak
dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan
ada pada kelompok manajemen (Davis, 1967).
Ada lima (5) jenis informasi yang biasa dikomunikasikan
dari atasan kepada bawahan (Katz & Khan, 1966) :
1.
Informasi mengenai bagaimana melakukan
pekerjaan,
2.
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk
melakukan pekerjaan,
3.
Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik
organisasi,
4.
Informasi mengenai kinerja pegawai
5.
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki
tugas.
Pemilihan Metode dan Media
Level (1972) mensurvei para penyedia dan meminta mereka
untuk menilai keefektifan kombinasi-kombinasi yang berbeda dari metode-metode
untuk berbagai jenis situasi komunikasi yang berlainan. Ada empat metode
sebagai berikut (1) tulisan saja, (2) lisan saja,(3) tulisan di ikuti lisan,
dan (4) lisan di tulisan.
Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih
metode penyampaian informasi kepada pegawai (level dan galle, 1988).
1.
Ketersediaan. Metode-metode yang tersedia dalam
organisasi cenderung dipergunakan. Setelah menginventarisasikan metode yang
tersedia, organisasi dapat memutuskan metode apa yang dapat di tambahkan untuk
suatu program keseluruan yang lebih efektif.
2.
Biaya. Metode yang dinilai paling murah
cenderung dipilih untuk penyebaran informasi rutin dan yang tidak mendesak.
Bila diperlukan atau diinginkan penyebaran informasi yang tidak rutin dan
mendesak, metode yang lebih mahal tetapi lebih cepat dapat digunakan.
3.
Pengaruh. Metode yang tampaknya memberi pengaruh
atau kesan paling besar sering dipilih daripada metode yang baku.
4.
Relevansi. Metode yang tampak paling relevan
dengan tujuan yang ingin dicapai akan lebih sering dipilih. Bila tujuannya
singkat dan sekedar menyampaikan informasi, dapat dilakukan dengan pembicaraan
diikuti oleh memo. Bila tujuannya menyampaikan masalah yang rinciannya rumit,
metode laporan teknis tertulis adalah metode yang mungkin akan dipilih.
5.
Respons. Metode yang dipilih akan dipengaruhi
oleh ketentuan apakah dikehendaki atau diperlukan respons khusus terhadap
infomasi tersebut.
6.
Keahlian. Metode yang tampaknya sesuai dengan
kemampuan pengirim untuk menggunakannya dan dengan kemampuan penerima untuk
memahaminya cenderung digunakan daripada metode yang tampaknya di luar
kemampuan komunikator atau di luar kemampuan pemahaman pegawai yang
menerimanya.
2.
Komunikasi ke Atas
Komunikasi
ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat
yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia).
Komunikasi
ke atas penting karena beberapa alasan.
1.
Aliran informasi ke atas memberi onformasi
berharga untuk pembuatan kepusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan
mengawasi kegiatan orng-orang lainnya (Sharma,1979).
2.
Komunikasi ke atas memberitahukan kepada
penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa
baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machaver,
1952).
3.
Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong
omelan dan keluh kesah muncul kepermukaan sehingga penyelia tahu apa yang
mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy,
1976).
4.
Komunikasi ke atas menumbuhkan aspresiasi dan
loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi
organisasi (Planty & Machaver, 1952).
5.
Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk
menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah (Planty & Machaver, 1952).
6.
Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi
masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan
mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974).
Sharma (1979) mengemukakan empat alasan mengapa komunikasi
keatas terlihat amat sulit:
1.
Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan
pikiran mereka.
2.
Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak
tertarik kepada masalah pegawai.
3.
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi keatas
yang dilakukan pegawai.
4.
Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat
dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
Planty dan Machaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip
sebagai pedoman komunikasi ke atas.
1.
Harus direncanakan.
2.
Berlangsung secara berkesinambungan.
3.
Menggunakan saluran rutin.
4.
Menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam
pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah.
5.
Mencakup mendengarkan secara objektif.
6.
Mencakup tindakan untuk menanggapi masalah.
7.
Menggunakan berbagai media dan metode untuk
meningkatkan aliran informasi.
3.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal, yaitu Informasi yang bergerak di
antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya.
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang
ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai
atasan yang sama.
Tujuan komunikasi horizontal :
1.
Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja.
2.
Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3.
Untuk memecahkan masalah.
4.
Untuk memperoleh pemahaman bersama.
5.
Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi
perbedaan.
6.
Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup
semua jenis kontak antarpersona. Bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis
cenderung menjadi lebih lazim. Komunikasi horizontal paling sering terjadi
dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di
telepon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kualitas. Lingkaran
kualitas adalah sebuah kelompok pekerja sukarela yang berbagi wilayah tanggung
jawab. Yang penting kelompok ini adalah kelompok kerja biasa yang membuat atau
memperbaiki suatu produk. Lingkaran kualitas umumnya diberi tanggung jawab
penuh untuk mengenali dan memecahkan masalah (Yager, 1980).
Saluran ini memungkinkan individu-individu mengoordinasikan
tugas-tugas, membagi informasi, memecakan masalah, dan menyelesaikan konflik.
Komunikasi horizontal dilakukan melalui kontak pribadi,telepon, email, memo,
voice mail, dan rapat.
Untuk meningkatkan komunikasi horizontal, perusahaan (1) melatih
karyawan dalam kerjasama tim dan tekhnik komunikasi, (2) membangun sistem
penghargaan berbasis pencapaian tim alih-alih pecapai individu, dan (3)
mendorong partisipasi penuh dalam fungsi-fungsi tim.
4.
Komunikasi Lintas-Saluran
Komunikasi lintas saluran, adalah informasi yang bergerak
di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun
bawahan satu dengan yang lainnya. Mereka menempat bagian fungsional yang
berbeda.
Spesialis staf (staff specialists) biasanya paling efektif
dalam komunikasi lintas-saluran karena biasanya tanggung jawab mereka muncul di
beberapa rantai otoritas perintah dan jaringan yang berhubungan dengan jabatan.
Fayol (1916-1940) menunjukkan bahwa komunikasi
lintas-saluran merupakan hal yang pantas, bahwa perlu pada suatu saat, terutama
bagi pegawai tingkat lebih rendah dalam suatu saluran.
Pentingnya komunikasi lintas-saluran dalam organisasi
mendorong Keith Davis (1967) untuk menyatakan bahwa penerapan tiga prinsip
berikut akan memperkokoh peranan komunikasi spesialis staf:
1.
Spesialis staf harus dilatih dalam keahlian
berkomunikasi.
2.
Spesialis staf perlu menyadari pentingnya
peranan komunikasi mereka.
3.
Manajemen harus menyadari peranan spesialis staf
dan lebih banyak lagi memanfaatkan peranan tersebut dalam komunikasi
organisasi.
5.
Komunikasi Informal, Pribadi, Atau Selentingan
Dalam istilah komunikasi, selentingan digambarkan sebagai
‘’metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat
diperoleh melalui saluran biasa’’ (Stein, 1967). Komunikasi informal cenderung
mengandung laporan ‘’rahasia’’ tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak
mengalir melalui saluran perusahaan yang formal. Informasi yang diperoleh
melalui selentingan lebih memperhatikan ‘’apa yang dikatakan atau didengar oleh
seseorang’’ daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan. Paling tidak
sumbernya terlihat ‘’rahasia’’ meskipun informasi itu sendiri bukan rahasia.
Sifat-Sifat Selentingan
Meskipun penelitian tentang sifat-sifat selentingan tidak
ekstensif, sifat-sifat selentingan cukup lengkap seperti digambarkan berikut
ini (W. L. Davis dan O’Connor, 1977):
1.
Selentingan berjalan terutama melalau interaksi
mulut ke mulut.
2.
Selentingan umumnya bebas dari kendala-kendala
organisasi dan posisi.
3.
Selentingan meyebarkan informasi dengan cepat.
4.
Jaringan kerja selentingan digambarkan sebagai
suatu ‘’rantai kelompok’’ karena setiap orang menyampaikan selentingan cendrung
mengabarkannya kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja.
5.
Para peserta dalam jaringan kerja selentingan
cendrung menjalankan satu dari tiga peranan berukut: penghubung, penyendiri,
atau pengakhir (dead-enders) -mereka yang biasanya tidak melanjutkan informasi.
6.
Selentingan cenderung lebih merupakan produk
suatu situasi daripada produk orang-orang dalam organisasi tersebut.
7.
Semakin cepat seseorang mengetahui suatu
peristiwa yang baru saja terjadi, semakin besar kemungkinan ia menceritakannya
kepada orang-orang lainnya.
8.
Bila suatu informasi yang disampaikan pada
seseorang menyangkut sesuatu yang menarik perhatiannya, semakin besar
kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut kepad orang-orang lainnya.
9.
Aliran utama informasi dalam selentingan
cenderung terjadi dalam kelompok-kelompok fungsional daripada antara
kelompok-kelompok tersebut.
10. Umumnya,
75% - 90% dari rincian pesan yang di sampaikan oleh selentingan adalah cermat;
namun, seperti dikemukakan Keith Davis (1967) ‘’orang-orang cenderung
beranggapan bahwa selentingan kurang cermat daripada yang sebenarnya, karena
kesalahan-kesalahannya lebih dramatik dan akibatnya lebih bekesan dalam ingatan
daripada kecermatan rutin seha-harinya. Selanjutnya, bagian-bagian yang kurang
cermat seringkali lebih penting’’.
11. Informasi
selentingan biasanya tidak lengkap, menghasilkan kesalahan interpretasi bahkan
bila rinciannya cermat.
12. Selentingan
cenderung mempengaruhi organisasi, apakah untuk kebaikan atau keburukan; jadi
pemahaman mengenai selentingan dan bagaimana selentingan ini dapat memberi
andil positif kepada organisasi merupakan hal yang penting.
Jumlah dan akibat pesan yang mengganggu, yang berlangsung
melalui selentingan, dapat dikendalikan dengan menjaga saluran komunikasi
formal tetap terbuka, yang memberi kesempatan berlangsungnya komunikasi ke
atas, ke bawah, horizontal, dan lintas- saluran yang terus terang, cermat, dan
sensitive. Hubungan penyelia-bawahan yang efektif nampaknya penting untuk
mengendalikan informasi selentingan. Penyelia dan menajer harus memberitahu
pegawai bahwa mereka mengerti dan menerima informasi melalui seletingan
tersebut, terutama bila hal itu mengungkapkan sesuatu yang menyangkut perasaan
pegawai, bahkan bila informasinya tidak lengkap dan tidak selalu cemat.
Di beberapa organisasi atau perusahaan yang masih memegang
budaya timur, tentu saja para bawahan masih segan atau sungkan untuk
menyampaikan keberatan-keberatan mereka terhadap kebijaksanaan organisasi
kepada atasan mereka. Pelampiasannya melalui komunikasi antar anggota-anggota organisasi
dalam bentuk informal yaitu selentingan ini.
Cara penanganan terhadap informasi yang mengalir tentu saja
berbeda-beda bagi tiap-tiap organisasi. Tetapi untuk hal ini mungkin bisa saja
dijadikan sebagai contoh penanganan suatu masalan dalam organisasi. Jadi
penting bagl para manajer atau penyelia memahami dan membantu agar selentingan
bermanfaat bagi organisasi. Informasi yang sifatnya negatif belum tentu
menghasilkan hal yang negatif juga. Itu tergantung bagaimana kita menangani dan
menyikapi hal negatif tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selentingan merupakan
saluran alternative kedua yang paling sering dipergunakan dalam komunikasi
organisasional. (Saluran yang paling sering digunakan adalah saluran langsung
pegawai-atasan). Sebagai sumber informasi, selentingan berada di urutan kedua
dari bawahan dari segi dapat dipercaya dan dikehendaki. Jadi, selentingan
dianggap penting oleh pegawai, tetapi tidak selalu sebagai saluran komunikasi
yang lebih disukai dalam organisasi.
Cara Menanggapi Selentingan
1.
Jagalah saluran komunikasi formal tetap terbuka
yang memberi kesempatan berlangsungnya komunikasi ke atas, ke bawah, horisontal
dan lintas saluran yang terus terang, cermat, dan sensitif.
2.
Efektifkan hubungan komunikasi antara atasan
denga bawahan.
3.
Sampaikan bahwa atasan mengerti dan menerima
informasi melalui selentingan tersebut (khususnya yg menyangkut perasaan
karyawan)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Aliran Komunikasi Organisasi berpengaruh
terhadap efektifitas organisai baik dalam kaitannya dengan hubungan-hubungan
ataupun pula dalam pelaksanaan & pencapaian tujuan organisasi.
2.
Aliran informasi atau dikenal juga dengan
distribusi informasi, adalah proses dimana informasi yang tepat disampaikan
pada orang yang tepat, pada waktu yang diinginkan. Pendistribusian informasi
dalam organisasi adalah cara-cara untuk memperoleh informasi dan berbagi
informasi pada rekan kerja baik itu menggunakan metode-metode elektronik
seperti situs web kolaborasi, intranet, dan apabila cara-cara dengan teknologi
tidak dimungkinkan bisa jadi cara ini menggunakan arsip atau distribusi berkas
secara manual.
3.
Sifat Aliran Informasi
1. Penyebaran Pesan Secara Serentak
2. Penyebaran Pesan Secara Berurutan
4.
Arah Aliran Informasi
1. Komunikasi Kebawah
2. Komunikasi ke Atas
3. Komunikasi Horizontal
4. Komunikasi Lintas-Saluran
5. Komunikasi Informal, Pribadi, Atau
Selentingan
DAFTAR
PUSTAKA
Robbin,
Stephen P., Teori Organisasi : Struktur, Disain dan Aplikasinya, Jakarta : Arecan.
Lubis,
S.B. Hari dan Martani Huseini (2009). Pengantar Teori Organisasi: Suatu
Pendekatan Makro. Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi, FISIP UI. Bab 5.994
Subscribe to:
Posts (Atom)