MAKALAH
RUANG LINGKUP DAN CABANG-CABANG
FILSAFAT
DISUSUN
OLEH
......................
DOSEN
PENGAMPU
ANNE MAWIDIA SAPUTRI, S.PD, M.PD
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH YAPIMA
STIT YAPIMA KABUPATEN BUNGO
T.A 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk
memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya.Pendekatan-pendekatan
tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni dan agama.
Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat
ilmu. Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah
dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses
penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang filsafat
sebagai keseluruhan pada dasarnya mencakup dua pokok bahasan, yaitu: pertama,
membahas “sifat pengetahuan ilmiah”. Yang kedua, yaitu menelaah “cara-cara
mengusahakan pengetahuan ilmiah”.Dengan mengetahui ruang lingkup dari filsafat
ilmu, maka dapat diketahui pula pengelompokan dari filsafat ilmu itu sendiri,
filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu filsafat ilmu umum, dan
filsafat ilmu khusus.Dan filsafat ilmu dapat pula dikelompokkan berdasarkan
model pendekatannya, yaitu filsafat ilmu terapan, dan filsafat ilmu murni.
Dengan adanya filsafat ilmu, maka filsafat ilmu mempunyai
wilayah lebih luas dan perhatian lebih trasenden daripada ilmu-ilmu. Maka dari
itu filsafat pun mempunyai wilayah lebih luas daripada penyelidikan tentang
cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakikat ilmu.Diantaranya
paham tentang kepastian, kebenaran dan objektivitas.
Konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan,
tujuan dan fungsi serta kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari.Berikutnya
dibahas pula tentang karakteristik filsafat, ilmu dan pendidikan serta jalinan
fungsional antara ilmu, filsafat dan agama.Pembahasan filsafat ilmu juga
mencakup sistematika, permasalahan, keragaman pendekatan dan paradigma (pola
pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan dimensi ontologis,
epistomologis dan aksiologis.Selanjutnya dikaji mengenai makna, implikasi dan
implementasi filsafat ilmu sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan
dan kependidikan dengan penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik
pendekatan kuantitatif dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya.
Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling
terkait, baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak
lepas dari peranan filsafat.Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani
dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris.Perubahan pola
pikir tersebut membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya
hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana
perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun
mikrokosmos.Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya
berkembang menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus
semakin aplikatif dan terasa manfaatnya.Filsafat sebagai induk dari segala ilmu
membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi,
epistimologi dan axiologi.Maka Filsafat Ilmu menurut Jujun Suriasumantri
merupakan bagian dari epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara
spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Dalam pokok bahasan ini
akan diuraika pengertian filsafat ilmu, dan obyek yang menjadi cakupannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat ditarik beberapa
rumusan masalah yang menjadi pembahasan kita yaitu :
1.
Bagaimana ruang lingkup dari
filsafat ilmu?
2.
Bagaimana cabang-cabang dan objek
dari filsafat ilmu?
3.
Bagaimana hubungan dari filsafat
ilmu dengan cabang filsafat lain?
4.
Bagaimana problema dari filsafat
ilmu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
1.
Menjelaskan ruang lingkup dari
filsafat ilmu.
2.
Menjelaskan cabang-cabang dan objek
dari filsafat ilmu.
3.
Menjelaskan hubungan dari filsafat
ilmu dengan cabang filsafat lain.
4.
Menjelaskan problema dari filsafat
ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup
Filsafat Ilmu
1. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu; philosophy, adapun
istilah filsafat berasal dari bahasa yunani; philosophia, dengan
terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau phillia
(persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (‘hikmah’,
kebijaksanaan, intelegensi). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti
cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya
disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Harun Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal
dari bahasa Arab Karena orang Arab lebih dulu datang dan sekaligus
mempengaruhi bahasa Indonesia daripada orang dari bahasa Inggris. Oleh
karena itu, dia konsisten menggunakan kata falsafat, bukan
filsafat.Buku-buku mengenai “filsafat” ditulis
dengan falsafat, seperti Falsafah Agama dan Falsafah dan
Mistisisme dalam Islam.
Kendati istilah filsafah yang lebih tepat
adalah falsafah yang berasal dari bahasa Arab.Kata falsafah
sebenarnya bisa diterima dalam bahasa Indonesia.Sebab, sebagian kata Arab yang
di Indonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalny, seperti Masjid menjadi Mesjid dan Karamah menjadi Keramat.Oleh
Karena itu, perubahan huruf a menjadi huruf I dalam kata
falasafah bisa ditolerir. Lagi pula, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu
pengetahuan dan penyeledikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal, dan hukumnya.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut
kalangan filosof adalah:
1)
Upaya spekulasi untuk menyajikan
suatu pandangan sistematik seta lengkap tentang realitas.
2)
Upaya untuk melukiskan hakikat
realitas akhit dan dasar serta nyata.
3)
Upaya untuk menentukan batas-batas
dan jangkauan pengetahuan sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.
4)
Penyeldikan kritis atas
pengadaian-pengadaian dan penyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai
bidang pengetahuan.
5)
Disiplin ilmu yang berupaya untuk
membantu Anda melihat apa yang Anda katakana dan untuk mengatakan apa yang Anda
lihat.
2. Ruang
Lingkup Filsafat Ilmu
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM menjelaskan bahwa ada
beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan
menghayati dunia beserta isinya.Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat,
ilmu pengetahuan, seni dan agama.
Menurut Surajiyo, menjelaskan bahwa terdapat cabang filsafat
yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya
adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
pengetahuan ilmiah itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan
tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian
filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Istilah lain dari
filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), metascience (Adi-Ilmu), science
of science (ilmu tentang ilmu).
Ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang filsafat sebagai
keseluruhan pada dasarnya mencakup dua pokok bahasan, yaitu: pertama, membahas
“sifat pengetahuan ilmiah”. Yang kedua, yaitu menelaah “cara-cara mengusahakan
pengetahuan ilmiah”.Pada pokok bahasan pertama, filsafat ilmu berhubungan erat
dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi, yang merupakan bidang kajian
filsafat yang secara umum menyelidiki syarat-syarat serta bentuk-bentuk
pengetahuan manusia. Pada pokok bahasan yang kedua, yaitu terkait dengan pokok
soal “cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah”, filsafat ilmu erat
hubungannya dengan logika dan metodologi, dan dalam hal ini kadang-kadang
filsafat ilmu dijumbuhkan pengertiannya dengan metodologi. Jadi, menurut Tim
Dosen Filsafat Ilmu UGM menjelaskan bahwa filsafat ilmu adalah penyelidikan
filosofis tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya. Dengan kata lain filsafat ilmu sesungguhnya merupakan
penyelidikan lanjutan.
B. Pengelompokan Filsafat Ilmu
Menurut Surajiyo menyebutkan bahwa filsafat ilmu dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Filsafat
ilmu dalam arti luas;
Menampung permasalahan yang menyangkut hubungan ke luar dari
kegiatan ilmiah, seperti:
1)
Implikasi ontologik-metafisik dari
citra dunia yang bersifat ilmiah;
2)
Tata susila yang menjadi pegangan
penyelenggara ilmu;
3)
Konsekuensi pragmatik-etik
penyelenggara ilmu dan sebagainya.
2. Filsafat
ilmu dalam arti sempit.
Menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke
dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan
ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.
C. Cabang dan Objek Filsafat Ilmu
1. Cabang
Filsafat Ilmu
Jika kita mengamati karya-karya besar filsuf, seperti
Aristoteles (384-322SM) dan Immanuel Kant (1724-1804), ada tiga tema besar yang
menjadi fokus kajian dalam karya-karya mereka, yakni kenyataan, nilai, dan
pengetahuan. Ketiga tema besar tersebut masing-masing dikaji dalam tiga cabang
besar filsafat.Kenyataan merupakan bidang kajian metafisika (ontologi), nilai
adalah bidang kajian aksiologi, dan pengetahuan merupakan bidang kajian
epistemologi.
Dalam kamus besar bahasa indonesia
diterjemahkan makna dari ontologi itu sendiri yaitu cabang ilmu filsafat yang
berhubungan dengan hakikat hidup. Lebih spesifik dalam kuliah prof noeng
menjelaskan bahwa ontologi itu lebih menjelaskan tentang ada, tentang objek
atau esensi keberadaan sesuatu.Objek yang menjadi kajian dalam ontologi
tersebut adalah realita yang ada dan dalam ontologi adalah studi tentang yang
ada yang universal, dengan mencari pemikiran semesta universal.Ontologo
berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau menjelaskan yang
ada dalam setiap bentuknya.
2)
Epistimologi
Dalam kamus besar bahasa indonesia
diterjemahkn makna dari epistemologi adalah cabang dari ilmu filsafat tentang
dasar-dasar dan batasan-batasan pengtahuan.lebih spesifik dijelaskan bahwa
bagaimana kebenaran didapatkan oleh manusia dalam hai ini cara menangkap
keberadaan sesuatu dan mengetahui adanya.
3)
Axiologi
Dalam kamus besar bahasa indonesia
diterjemahkan makna dari axiologi tersebut adalah kegunaan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan manusia atau kajian tentang nilai khususnya etika. Lebih
spesifik makna dari axiologi itu adalah tentang nilai dari adanya sesuatu
tersebut. Axiologi itu sendiri terdiri dari 2 cabang ilmu lain yaitu estetika
dan etika.
a.
Estetika berhubungan dengan akal,
persepsi dan apresiasikeindahan.
Hai ini luas dan meliputi segala
sesuatu yang berhubungan dengan apresiasi seni dan budaya.
b.
Etika berkaitan dengan moralitas dan
nilai-nilai.
Etika berusaha untuk memahami dasar
moral, perkembangannya dan bagaimana harus diikuti.
1.
Objek Filsafat Ilmu
Menurut Surajiyo menjelaskan bahwa filsafat ilmu sebagaimana
halnya dengan bidang-bidang ilmu yang lain, juga memiliki objek material dan
objek formal tersendiri:
a)
Objek material filsafat ilmu;
Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran
penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu
itu.objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
b)
Objek formal filsafat ilmu.
Objek formal adalah sudut pandang darimana sang subjek
menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi)
ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap
problem mendasar ilmu pengetahuan.Problem-problem yang dibicarakan dalam
landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis.
Landasan ontologis pengembangan ilmu, artinya titik tolak
penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang
dimiliki oleh seorang ilmuwan.Sikap atau pendirian filosofis secara garis besar
dapat dibedakan ke dalam dua mainstream, aliran besar yaitu
materialisme (pandangan metafisik yang menganggap bahwa tidak ada
hal yang nyata selain materi) dan spiritualisme (pandangan metafisika yang
menganggap kenyataan yang terdalam adalah roh yang mengisi dan mendasari
seluruh alam).
Landasan epistemologis perkembangan ilmu, artinya titik
tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas cara dan prosedur dalam
memperoleh kebenaran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode ilmiah.
Landasan aksiologis pengembangan ilmu merupakan sikap etis
yang harus dikembangkan oleh seorang ilmuwan, terutama dalam kaitannya dengan
nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.Dengan demikian suatu aktifitas ilmiah
senantiasa dikaitkan dengan kepercayaan, ideologi yang dianut oleh masyarakat
atau bangsa, tempat ilmu itu dikembangkan.
D. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Cabang
Filsafat Lain
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, menyatakan bahwa
filsafat ilmu bersinggungan dengan bagian-bagian filsafat sistematik lainnya,
seperti ontologi (ciri-ciri susunan kenyataan), filsafat pengetahuan (hakikat
serta otensitas pengetahuan), logika (penyimpulan yang benar), metodologi
(konsep metode), dan filsafat kesusilaan (nilai-nilai serta tanggungjawab).
Pertama, Ontologi adalah cabang filsafat yang mempersoalkan
masalah “ada”. Filsafat ilmu dalam telaahnya terhadap ilmu akan menyelidiki
landasan ontologis dari suatu ilmu. Landasan ontologis ilmu dapat dicari dengan
menanyakan apa asumsi ilmu terhadap objek materi maupun objek formal, apakah
objek bersifat phisik ataukah bersifat kejiwaan.
Kedua, Epistemologi adalah teori tentang pengetahuan.Dalam
epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, sumber dan alat untuk
memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, validitas pengetahuan, dan
kebenaran pengetahuan.Epistemologi berkaitan dengan pemilahan dan kesesuaian
antara realisme atas pengetahuan yakni, tentang proposisi, konsep-konsep,
kepercayaan, dan sebagainya.
Ketiga, Logika adalah cabang filsafat yang persoalannya
begitu luas dan rumit, namun ia berkisar pada persoalan penyimpulan, khususnya
berkenaan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang absah. Penyimpulan
yaitu proses penalaran guna mendapat pengertian baru dari satu atau lebih
proposisi yang diterima sebagai benar, dan kebenaran dari kesimpulan itu
diyakini terkandung dalam kebenaran proposisi yang belakangan.
Keempat, Metodologi yaitu berkaitan dengan suatu konsep
metode.Fungsi metodologi yaitu menguji metode yang dipergunakan untuk
menghasilkan pengetahuan yang valid.Metodologi meletakkan prosedur yang
dipergunakan untuk menguji proposisi.Prosedur ini dijastifikasi maknanya dengan
argumen filosofis.
Kelima, Etika yaitu cabang filsafat yang mempersoalkan baik
dan buruk. Dalam kaitannya dengan ilmu yaitu berkaitan dengan tujuan
ilmu, tanggung jawab ilmu terhadap masyarakat.Hubungan filsafat ilmu dengan
etika dapat mengarahkan ilmu agar tidak mencelakakan manusia, melainkan
membimbing ilmu agar dapat menjadi sarana mensejahterakan manusia.
E. Problema Filsafat Ilmu
Menurut Surajiyo, menyatakan bahwa banyak sekali pendapat
para filsuf ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja yang
diperbincangkan dalam filsafat ilmu. Berikut ini gambaran problem filsafat ilmu
dari beberapa filsuf ilmu.
1. B. Van
Fraassen dan H. Margenau;
Menurut kedua ahli ini problem utama dalam filsafat ilmu
setelah tahun-tahun enam puluhan adalah:
1)
Metodologi;
Hal-hal yang banyak diperbincangkan ialah mengenai sifat
dasar dari penjelasan ilmiah, logika penemuan, teori probabilitas, dan teori
pengukuran.
2)
Landasan ilmu-ilmu;
Ilmu-ilmu empiris hendaknya melakukan penelitian mengenai
landasannya dan mencapai sukses seperti halnya landasan matematika.
3)
Ontologi.
Persoalan utama yang diperbincangkan ialah menyangkut konsep
substansi, proses, waktu, ruang, kausalitas, hubungan budi dan materi, serta
status dari entitas teoretis.
2. Victor
Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem:
1)
Struktur ilmu, yaitu metode dan
bentuk pengetahuan ilmiah;
2)
Pentingnya ilmu bagi praktik dan
pengetahuan tentang realitas.
3. The Liang
Gie
Berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian dari
filsafat seumumnya, problem dalam filsafat ilmu secara sistematis juga dapat
digolongkan menjadi enam kelompok sesuai dengan cabang pokok filsafat. Dengan
demikian, seluruh problem dalam filsafat ilmu dapat diterbitkan menjadi:
1)
Problem epistemologis tentang ilmu;
2)
Problem metafisis tentang ilmu;
3)
Problem metodologis tentang ilmu;
4)
Problem logis tentang ilmu;
5)
Problem etis tentang ilmu;
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir filsafati berarti berpikir untuk menemukan
kebenaran secara tuntas.Analisis filsafati tentang hakekat ilmu harus
ditekankan kepada upaya keilmuan dalam mencari kebenaran, yang selanjutnya
terkait secara erat dengan dengan aspek-aspek moral, seperti kejujuran.
Dengan mengetahui ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang
filsafat sebagai keseluruhan pada dasarnya mencakup dua pokok bahasan, yaitu:
pertama, membahas “sifat pengetahuan ilmiah”. Yang kedua, yaitu menelaah
“cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah”.
Sehingga filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan
perhatian lebih transenden daripada ilmu-ilmu. Maka dari itu filsafat pun
mempunyai wilayah lebih luas daripada penyelidikan tentang cara kerja
ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu.Diantaranya paham
tentang kepastian, kebenaran, dan objektifitas.
Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang ilmu yang
didekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih memfungsionalkan wujud
keilmuan baik secara moral, intelektual, maupun sosial.filsafat ilmu
bersinggungan dengan bagian-bagian filsafat sistematik lainnya, seperti ontologi
(ciri-ciri susunan kenyataan), filsafat pengetahuan (hakikat serta otensitas
pengetahuan), logika (penyimpulan yang benar), metodologi (konsep metode), dan
filsafat kesusilaan (nilai-nilai serta tanggungjawab).
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2001. Teologi Islam Rasional,
Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis Harun Nasution. Ciputat.
Jakarta.
https://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu/
Melsen, Van. 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung
Jawab Kita Terjemahan K. Bertens, Judul Asli Wetenschap en
Verantwoordelijkkheid. Jakarta: Gramedia.
Mustansyir, Rizal dkk. 2001. Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surajiyo. 2013. Filsafat Ilmu & Perkembangannya
di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, Jujun S. 2013. Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
The Liang Gie. 2000. Pengantar Filsafat Ilmu Edisi
Kedua Cetakan Kelima (Diperbarui). Yogyakarta: Liberty.