MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK

LANDASAN TEORI DAN EMPIRIK PEMBELAJARAN TEMATIK




DISUSUN OLEH
.......................

DOSEN PENGAMPU
.....................................


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)
MUARA BUNGO

2016


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad saw.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Teori Piaget”, yang kami sajikan berdasarkan pengetahuan kami dan sumber-sumber lain yang kami jadikan sebagai referensi. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari kami sebagai penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah memberikan arahan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Sekian dan terima kasih.
Wasslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Muara Bungo, 28 September 2016
Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.    Latar Belakang................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ ......... 4
A.    Landasan Teoritik dan Empirik............................................... ......... 4
B.     Teori Pembelajaran Konstuktivisme........................................ ......... 5
C.     Teori Perkembangan Jean Peaget............................................. ......... 7
D.    Teori Vygotsky........................................................................ ......... 10
BAB III PENUTUP................................................................................ ......... 13
A.    Kesimpulan............................................................................ ......... 13
B.     Saran...................................................................................... ......... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ......... 14



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah membangun penafsiran diri terhadap dunia nyata melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi, selanjutnya belajar merupakan proses aktif untuk membangunkan pengetahuan. Kemudian pengajaran juga suatu proses membangunkan pengetahuan dan mengkomunikasikan pengetahuan, sementara belajar terstruktur bukan merupakan suatu tugas, tetapi meminta peserta didik mempergunakan piranti secara aktual dalam situasi dunia nyata dan aktif mempelajari masalah-masalah serta berpikir reflektif. Berpikir reflektif ini menjadi dasar proses konseptualisasi di dalam memahami dan mengaplikasikan pengalaman yang didapat pada situasi dan konteks lain (Yamin, 2011).
Pada dasarnya, penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu disebut teori belajar. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar (Trianto, 2007). Suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri adalah teori belajar kognitif. Belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tetap mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Dalam aliran kognitif, penataan kondisi bukan sebagai menyembah terjadinya belajar, melainkan sekadar memudahkan belajar. Keaktifan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat penting dan menentukan proses belajar. Munculnya cara belajar siswa aktif, keterampilan proses, dan penekanan pada berpikir produktif merupakan bukti bahwa teori telah merambah praktik pembelajaran (Baharuddin, 2009).
Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit  taman kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % peserta didik berada pada  pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk taman kanak-kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan taman kanak-kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas awal sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran terpadu sangat penting untuk dilaksanakan di tingkat sekolah dasar, agar pembelajaran di kelas tidak monoton, menyenangkan serta bermakna bagi kehidupan peserta didik.
Untuk memahami teori ini lebih lanjut, dalam Makalah ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tersebut serta implikasinya terhadap pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :
a.    Bagaimana landasan teoritik dan empirik dalam pembelajaran terpadu?
b.    Bagaimana Perkembangan Teori Pembelajaran Konstruktif?
c.    Bagaimana Pelaksanaan dan Perkembangan teori Jean Peaget?
d.   Bagaimana Pelaksanaan dan Perkembangan Teori Vigotsky?

C. Tujuan
Adapunt Tujuan umum pembuatan Makalah inti adalah untuk mengetahui :
a.    Untuk Mengetahui Bagaimana landasan teoritik dan empirik dalam pembelajaran terpadu?
b.    Untuk Mengetahui Bagaimana Perkembangan Teori Pembelajaran Konstruktif?
c.    Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan dan Perkembangan teori Jean Peaget?
d.   Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan dan Perkembangan Teori Vigotsky?
Dan adapun tujuan Khusus Pembuatan Makalah ini adalah untuk menambah tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing sekaligus menambah pengetahuan Penulis Mengenai Teori teori Pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teoritik Dan Empirik
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
a.    Landasan Pemikiran
Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan landasan pemikiran yaitu:
a)        Progresivisme, menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami, tidak artifisial.
b)        Konstruktivisme, menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.
c)        Developmentally Appropriate, menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa.
b.   Landasan Normatif
Landasan Normatif , menghendaki bahwa pembelajaran terpadu hendaknya dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan pembelajaran.
c.    Landasan Praktis
 Landasan Praktis, bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang dipengaruhi terhadap kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal.


B. Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivistik bermula dari gagasan Piaget dan Vigotsky, Piaget dan Vigotsky berpendapat bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Keduanya menekankan adanya hakekat sosial dari belajar. Pembelajaran kooperatif, berbasis kegiatan dan penemuan merupakan pilihan yang sesuai untuk pembelajaran. Hakekat dari teori konstruktivistik adalah bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menerapkan informasi-informasi kompleks ke dalam situasi lain apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru adalah membantu membuat kondisi yang memungkinkan siswa untuk secara mandiri menemukan fakta, konsep atau prinsip.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 264) bahwa “konstruktivistik adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Guru bukanlah pemberi informasi, dan jawaban atas semua masalah yang terjadi di kelas”.
Selanjutnya Aunurrahman (2009: 28) bahwa: “konstruktivistik memberikan arah yang jelas bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif dalam upaya menemukan pengetahuan, konsep, kesimpulan, bukan sekedar merupakan kegiatan mekanistik untuk mengumpulkan informasi atau fakta saja”.
Menurut faham konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru.  Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus (Suparno, 1997).
Constructivism (konstruktivisme) merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Trianto, 2010: 113).
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya apabila aturan aturan tersebut tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja nenecahakan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide ide.
Menurut teori ini, suatu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan yang ada di benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide ide mereka sendiri, dan membelajarkan siswa dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memenjatnya.
Pada dasarnya aliran kontruktivissme menghendaki bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bemakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.
Prinsip yang sering diambil dari kontruktivisme menurut suparno yaitu:
1.    Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
2.    Takanan dalam proses balajar terletak pada siswa.
3.    Mengajar adalah membantu siswa belajar.
4.    Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
5.    Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6.    Guru sebagai fasilitator
Secara umum, prinsip prinsip tersebut berperan sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktik,pembaharuan,dan perencanaan pendidikan.
Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Adapun tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut:
1.        Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2.        Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3.        Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.

4.        Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Informasi Lebih Lanjut 
Silahkan Hubungi ,............

…….Warnet Central IT…..
Jln. Raden Mat Taher No. 25C  Kel. Bungo Barat Kec. Pasar Muara Bungo 
Kab. Bungo Prov. Jambi


085266976611 – Desi Susanti 



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »